Belasan anak terlihat menungging dengan posisi kepala berusaha lebih didekatkan ke tanah. Tangan mungil mereka, meraba-raba tanah dan menyingkapkan rumput liar di tengah sawah yang belum dicangkul itu.
Sebagian terlihat sangat serius, sementara sebagian lainnya tertawa tergelak-gelak karena dirinya dan teman-temannya berlepotan lumpur sisa hujan malam sebelumnya.
Pemandangan di Kp. Citeureup, Desa Sukamukti, Kec. Katapang, Kab. Bandung Rabu kemarin itu, terlihat sangat mencolok. Pasalnya, belasan anak-anak tersebut tidak sedang bermain bola atau lainnya, namun mencari trafik.
Ya, trafik, serangga tanah yang selalu berbunyi nyaring saat malam hari.
Biasanya, anak-anak itu mulai "beraksi" saat matahari tidak terlalu terik atau mulai condong ke barat. Berbekal botol atau wadah sejenisnya, mereka bertemu teman-teman sebayanya sesama "pemburu" trafik selepas sekolah.
Sebagian anak, bahkan masih mengenakan celana merah seragam SD mereka.
Bagi anak-anak di Kp. Citeureup, awal musim hujan memang musimnya ngala (menangkap) trafik. Tanah yang lembek, memudahkan anak-anak mencari trafik hingga ke sarangnya. Suara krikk... krikk... di sela-sela rumput, adalah petunjuk awal bagi mereka untuk mulai mencari trafik.
bersambung
Labels: the story